Selasa, 31 Agustus 2010

Cinta yang Tak Sederhana

Penulis : agus triningsih

Aku ingin mencintaiMu dengan sederhana :
Dengan kata yang tak sempat diucapkan
Kayu kepada api yang menjadikannya abu
Aku ingin mencintaiMu dengannya tiada sederhana :
Dengan isyarat yang tak sempat disampaikan
Awan kepada hujan yang menjadikan air kehidupan

Aku menemukan deretan kata tersebut dalam diary. Entah dari buku mana aku mengutipnya. Satu hal yang pasti, rangkaian kata tersebut, kembali membuatku merenung : berhenti sejenak. Mencoba menelisik ke dalam hati hingga relung-relung yang terdalam. Mencari satu kata dalam jiwa.

C i n t a.
Ya, cinta.

Hati ini sering terbeli oleh orang yang berbuat baik kepadaku. Itulah cinta, cinta yang membuatku ringan berbuat bahkan berkorban. Aku cinta kepada orangtua yang sudah banyak memberi kebaikan. Aku pun Cinta kepada siapa saja yang membuat kita mendapatkan nikmat kebaikan. Tapi sesungguhnya semua sumber kebaikan adalah hanya dari Allah. Sedangkan makhluk hanyalah jalan nikmat yang Dia berikan. Maka sesungguhnya kepadaNya-lah aku harus jatuh cinta. Maka sesungguhnya cinta sejati adalah kepada sumber kebaikan, sumber segala kebahagiaan dan kenikmatan yang sampai kepadaku. Dia-lah Allah yang Maha Pecinta, Dia lah yang layak aku cintai dengan sepenuh hati.

sumber : KotaSantri.com